Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
Indikator Kemiskinan:
P0 = Persentase Penduduk Miskin
P1 = Indeks Kedalaman Kemiskinan
P2 = Indeks Keparahan Kemiskinan
Berikut Data Kemiskinan Provinsi Papua Barat:
Data dan Informasi Kemiskinan di Provinsi Papua Barat Tahun 2006 – 2012
Garis Kemiskinan di Provinsi Papua Barat Tahun 2006 – 2010
Kabupaten/Kota
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
9101 |
Fakfak |
269.836 |
270.365 |
245.342 |
289.107 |
320.919 |
9102 |
Kaimana |
205.112 |
211.324 |
216.657 |
226.850 |
251.812 |
9103 |
Teluk Wondama |
179.893 |
186.128 |
227.686 |
296.732 |
329.383 |
9104 |
Teluk Bintuni |
224.305 |
247.951 |
274.014 |
350.817 |
389.419 |
9105 |
Manokwari |
216.127 |
278.175 |
289.442 |
341.271 |
378.823 |
9106 |
Sorong Selatan |
155.927 |
165.792 |
204.720 |
209.315 |
227.968 |
9107 |
Sorong |
152.671 |
160.706 |
213.899 |
223.625 |
243.554 |
9108 |
Raja Ampat |
200.039 |
217.042 |
220.837 |
221.776 |
241.540 |
9109 |
Tambrauw |
245.060 |
||||
9110 |
Maybrat |
248.702 |
||||
9171 |
Kota Sorong |
387.510 |
392.698 |
387.984 |
387.984 |
438.863 |
9100 |
PAPUA BARAT |
202.340 |
205.998 |
205.998 |
205.998 |
336.999 |
mas mau nanya dan contoh untuk menghitung indeks pedalaman dan indeks keparahan kemiskinan ya, ditunggu
Misalnya ada garis kemiskinan sebesar Rp. 125. Ada 5 data pengeluaran per kapita sebesar Rp. 200; Rp. 120; Rp. 100; Rp. 175; dan Rp. 225. Indeks kedalam kemiskinan atau P1=(0+(125-120)+(125-100)+0+0):5 untuk indeks keparahan kemiskinan atau P2 =(0+(125-120)+(125-100)+0+0)^2/(5)